Friday, February 10, 2017

Kayu Bakar

pustaka online | 3:54 PM |
Kayu Bakar


Pada suatu hari kami berempat "camping" disebuah pesisir pantai
Tanjung kait wilayah Tangerang Mauk. Dimalam harinya udara
sangat dingin walaupun tidak turun hujan dan kebetulan sekali kami
kehabisan kayu bakar untuk menghangatkan tubuh dan untuk
memasak air, jadi kami bertiga terpaksa mencari kayu bakar walaupun
suasana di daerah tersebut sangat angker dan cukup seram, dua orang
teman kami bertugas menunggu tenda. Setelah mencari cukup lama
kami tidak menemukan satu batangpun kayu untuk dibakar, jadi
terpaksa kami kembali ketenda.
Kemudian kami berempat sepakat untuk menugaskan si Habidin
karena dia kenal betul daerah pantai ini (memang dia tinggal disekitar
daerah itu) setelah beberapa menit kemudian kami melihat api unggun
yang cukup besar untuk menghangatkan malam itu.
"eh Din elu dari mana dapet kayu buat api unggun....??"
"ini kayaknya bukan kayu ya Din...??" kata si Agus heran, sambil memegang
benda tersebut "ah norak lu...ini emang bukan kayu tapi bonggol pohon
yang udah kering " kata Habidin menjelaskan
Kami tidak memikirkan benda tersebut,selanjutnya kami menikmati
kehangatan malam itu,bernyanyi teriak-teriak becanda. Kemudian kami
membuat kopi hangat. caranya memang primitif, gelas kaleng langsung
diisi kopi dan dimasukkan kedalam api unggun tersebut, memang cepat
mendidih tetapi banyak bonggol pohon yg terbakar masuk kedalam kopi
tersebut, tapi kami nggak peduli....tancap terus......singkong bakar yg telah
dikupas kulitnyapun cepat matang dan cepat habis kami santap....
kemudian pagi-pagi sekali kami bangun, segar rasanya....tiba-tiba.....
"eh Din gue rasanya masih penasaran, bonggol apaan sich yang kita bakar
semalam..??" Si agus penasaran...
" ah lu bawel amat liat aja sono keluar...he he he he...tapi jangat kaget ya..."
kata Habidin sambil ketawa geli. Kami bertiga pun keluar bersama-sama
penasaran Dan ternyata "hah sialan ini mah bukan bonggol kayu ....."
si Agus teriak.... "INI MAH TAIK KEBO KERING" sialan Habidin ...barang ini
kan yang masuk kekopi kita...jadi kita minum campuran taik kebo semalem
Sialan... Akhirnya Kami berempat sepakat untuk ceburin Habidin ke laut.
Share this article

0 comments:

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

 
Copyright © 2017 PUSTAKA ONLINE • All Rights Reserved.