Thursday, February 9, 2017

Cinta Pertama Itu... 1 - 2 - 3

pustaka online | 10:30 PM |
Cinta Pertama Itu...
1 - 2 - 3


binginrupit.com
Ketika saya duduk di bangku SMP kelas I, saya mulai berpacaran walaupun waktu itu mungkin
namanya masih cinta monyet, saya suka dengan teman sekelas, sejak pertama ospek
(penganalan diri masing-masing siswa) ada
getaran hati yang saya rasakan, entah kenapa sebabnya saya sendiri tidak tahu, dalam hatiku
bertanya: apakah ini yang namanya cinta pada pandangan  pertama?

Semenjak itu setiap langkahnya dia, aku ikuti dan kebetulan dia kost di rumah
sehingga aku bisa setiap hari bertemu dia, rupanya dia merasakan apa yang aku rasakan,
sehingga pada suatu hari dialah yang pertama kali menyatakan cinta padaku, ketika aku mau
 belajar mengaji di rumah kakekku dia mencegat aku dan memberikan surat cintanya yang pertama
 kepadaku, alaa....mak... jantungku enggak mau berhenti berdetak dag..dig..dug... seperti beduk
lebaran, aku baca suratnya dia di kamar mandi karena takut ketahuan sama teman-temanku, senang
sekali rasanya dan setiap ada waktu luang aku baca dan baca lagi surat itu.

Semenjak pernyataan diri itu kami saling surat-menyurat dan ngobrol, tapi masih
belum berani berduaan, maklum kami masih sama-sama tidak ngerti. Anehnya sebelum ada hubungan
 aku sma dia cuek aja, tapi setelah ada hubungan kok jadi salah tingkah, malu dan gemetar kalau
 pas bertatapan mata. Singkatnya selama tiga tahun kami berhubungan, kami selalu satu kelas dan
 satu kelompok belajar, selama hubungan itu aku baru menyadari kenapa waktu pertama kali
 berjumpa langsung ada hati, ternyata dia itu wajahnya hampir mirip dengan bapakku, sejak
aku berkeyakinan bahwa dia adalah jodohku, walaupun jenjang saya masih jauh, dan katanya kalau
 pasangan itu wajahnya satu sama lain hampir mirip berarti itu jodoh...

Setelah lulus SMP, kami melanjutkan ke SMA yang berbeda, dia di luar daerah sedangkan saya masih
 di daerah sendiri. Setelah perpisahan itu kami enggak pernah saling memberi khabar
bertemu, karena dia tidak pernah menyurati saya sedangkan saya tidak tahu alamatnya
dalam hatiku berkata : kenapa dia tega berbuat demikian terhadapku, apakah dia sudah punya
pacar lagi di sana? pertanyaan itu selalu ada dalam benakku, tapi aku enggak mau berlarut-larut
dalam kekalutan karena perjalanan belajarku masih jauh.

Setelah kami enggak tahu kabarnya stu sama lain, saya sempat punya pacar di SMA, meskipun kadang
kala saya ingat sama dia. Kami menjalin hubungan selama SMA saja, terus habis lulus sama seperti
 yang pertama, saya kuliah di Jakarta sedangkan dia enggak tahu kemana sehingga kami enggak
 saling memberi khabar, apakah mungkin ini yang dinamakan cinta lokasi kali yaa.

Saya tinggal di Jakarta selama empat tahun dan saya pun pernah punya pacar, kami sama-sama fans
club sebuah radio swasta di Jakarta, selama delapan bulan kami berhubungan, setelah itu kami
 putus karena dia telah menghianati saya, saya melihat sendiri dia jalan dengan gadis lain,
 hancur hatiku melihat mereka. Sejak itu saya merasa trauma dan putus asa, saya berjanji
akan pacaran sampai selesai kuliahnya. Tiga tahun di Jakarta telah saya lalui, setiap lebaran
 saya pulang dan suatu ketika tidak disangka dan tidak diduga cinta pertama saya main ke rumah
 dan kebetulan pas saya lagi ada di rumah, dia bertanya sama ibuku katanya" Neng nya ada?" Dari
dalam saya dengar suaranya dia, oh my God! Ternyata benar-benar dia, terus saya temui dia dan
kami saling bercerita tentang diri kami masing-masing, aduuuh..... senang sekali rasanya bertemu
 dia lagi, dalam hati ada gerangan apakah sehingga dia datang ke rumah? Yang selama kurang lebih
 enam tahun berpisah, apakah dia mau menyambung kembali? perasaan senang, khawatir bercampur aduk.

Setelah ngobrol kesana-kemari dan saling tukar alamt akhirnya dia pamit pulang, aduh...mbok....
 aku enggak bisa tidur malamnya, wajahnya dia selalu terbayang di pelupuk mataku. Setelah
 seminggu saya di rumah, saya berangkat ke Jakarta, karena penasaran saya memberanikan diri
 menyurati dia untuk menanyakan khabarnya bagaimana (ternyata dia kuliah di Bandung).
dia membalas surat saya dan menyatakan bahwa dia masih mencintai saya, dia cerita bahwa orang
tuanya mengintrograsi supaya jangan berpacaran dulu (waktu SMP) makanya setelah lulus dia enggak
 pernah kirim khabar pada saya karena takut pada orang tuanya.

Dia bertanya apakah saya sudah ada yang punya atau belum? Dengan berbagai pertimbangan akhirnya
 saya menerima dia kembali dan sampai sekarang pun kami masih berhubungan dan insya Allah tahun
depan kami akan melangsungkan pernikahan, saya sangat bahagia sekali bisa mendapatkan dia kembali
, dia itu orangnya setia, tanggung jawab, penuh perhatian dan kasih sayang, saya besyukur sekali
 atas semua ini dan kami berdo'a semoga dapat membina keluarga yang sakinah, bahagia dan sejahter
a Amiin.

Demikianlah kisah perjalanan cinta saya ternyata pandangan pertama itu membuat saya penasaran
untuk memdapatkan dia. Saya tunggu komentar anda mohon maaf dan terima kasih banyak atas
 dimuatnya cerita ini.

Share this article

0 comments:

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

 
Copyright © 2017 PUSTAKA ONLINE • All Rights Reserved.